Kesadaran Berlalu Lintas Masih Rendah, 250 Pelanggar Terjaring Ops Patuh Menumbing di Bangka Selatan

BANGKA SELATAN – Operasi Patuh Menumbing 2025 yang digelar sejak 14 Juli hingga 27 Juli di wilayah Kabupaten Bangka Selatan mulai menunjukkan gambaran nyata kondisi berlalu lintas di masyarakat.
Hingga hari ke-10 operasi, tercatat sudah 250 pelanggar ditindak oleh Satuan Lalu Lintas Polres Bangka Selatan, baik melalui tilang maupun teguran langsung.
Data tersebut seolah menjadi cermin bahwa kesadaran berlalu lintas di masyarakat masih tergolong rendah, terutama dalam hal penggunaan helm dan pemenuhan kewajiban uji KIR pada kendaraan umum dan angkutan barang.
“Di hari ke sepuluh ini, jumlah pelanggaran yang kami tindak mencapai 250. Terdiri dari 92 tindakan tilang dan 158 teguran. Dua pelanggaran yang paling mendominasi adalah tidak menggunakan helm dan kendaraan dengan KIR mati,” ujar Kasat Lantas Polres Bangka Selatan, Iptu Eko Budiatno, S.H., Rabu (23/7/2025).
Fenomena pengendara motor tanpa helm seakan belum juga surut, meskipun kampanye keselamatan berlalu lintas telah dilakukan secara berkala oleh pihak kepolisian, dinas perhubungan, dan berbagai pihak lainnya. Ironisnya, pelanggaran helm ini bukan hanya terjadi di kawasan pelosok, tapi juga di jalan-jalan utama Toboali dan sekitarnya.
Lebih memprihatinkan lagi, sejumlah kendaraan umum dan angkutan barang terpantau tetap beroperasi tanpa uji KIR yang aktif. Padahal, fungsi uji KIR bukan hanya soal legalitas administrasi, melainkan soal jaminan teknis bahwa kendaraan laik jalan dan aman digunakan.
“Masih banyak pengemudi atau pemilik kendaraan yang menyepelekan pentingnya uji KIR. Ini sangat berbahaya, bukan hanya untuk pengemudi, tapi juga bagi penumpang dan pengguna jalan lainnya,” imbuh Iptu Eko.
Operasi Patuh Menumbing bukan hanya ajang razia semata, tetapi bagian dari upaya nasional membangun budaya tertib berlalu lintas, yang pada akhirnya bertujuan menekan angka kecelakaan lalu lintas dan menyelamatkan nyawa.
Meskipun angka 250 pelanggaran terkesan tinggi, namun pihak kepolisian meyakini bahwa edukasi yang terus menerus akan membuahkan hasil, terutama bila diikuti oleh peran aktif masyarakat dan lembaga pendidikan dalam menanamkan pentingnya keselamatan di jalan sejak usia dini.
“Kami berharap masyarakat tidak tertib hanya karena ada razia. Jadikan keselamatan berkendara sebagai kebutuhan harian. Pakai helm, periksa kondisi kendaraan, patuhi rambu-rambu, dan jangan abaikan administrasi penting seperti SIM, STNK, dan KIR,” pesan Iptu Eko tegas.
Satlantas Polres Bangka Selatan memastikan akan terus melakukan patroli, penindakan, dan sosialisasi secara terarah hingga hari terakhir operasi. Kepolisian juga membuka ruang komunikasi dan aduan masyarakat, apabila menemukan oknum pengendara yang membahayakan keselamatan umum.
Dengan operasi yang masih berjalan selama beberapa hari ke depan, momen ini diharapkan bisa menjadi titik balik kesadaran masyarakat akan pentingnya menjadi pengendara yang patuh, bertanggung jawab, dan peduli keselamatan. (Eboy)





