Siapa Basit Cinda? Pengusaha Rantau yang Ingin Jadi Wali Kota Pangkalpinang

PANGKALPINANG— Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025 kian dinamis. Selain politisi, aktivis, birokrat, dan akademisi, sejumlah pengusaha turut maju memperebutkan kursi orang nomor satu di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Salah satu nama yang mencuri perhatian publik: Basit Cinda Sucipto, pengusaha kelahiran Kebumen, Jawa Tengah.
Di ruang publik, Basit kerap disorot sebagai “orang rantau” yang berambisi memimpin kota dengan mayoritas masyarakat Melayu dan Tionghoa yang kuat memegang adat serta tradisi. Bagi sebagian warga, kepemimpinan di Pangkalpinang bukan sekadar urusan administratif, tetapi juga representasi identitas; pemimpin ideal dipandang punya akar sejarah dan keterikatan emosional dengan warga.
Meski Basit telah lama berbisnis di Bangka Belitung, jejak sosialnya dinilai belum sepenuhnya lekat dengan denyut kehidupan masyarakat setempat. Ia tidak menempuh pendidikan dasar di sekolah kampung Melayu, tidak tumbuh besar dalam kultur lokal, serta belum dikenal sebagai bagian dari komunitas adat yang rutin menjaga tradisi.
Kekhawatiran pun muncul: jika dipimpin figur dari luar daerah, akankah kebijakan strategis lebih berpihak pada jaringan bisnis atau kelompok luar ketimbang penguatan identitas lokal?
Di sisi lain, pengalaman lintas daerah dan jaringan yang luas kerap dipandang sebagai modal segar untuk mendorong investasi, efisiensi tata kelola, dan inovasi layanan publik. Pertanyaan kuncinya: mampukah Basit menawarkan jembatan yang meyakinkan—bahwa kepemimpinannya justru akan merawat Sepintu Sedulang sekaligus membawa loncatan pembangunan?
Pertarungan Basit di Pilkada Ulang 2025 tak hanya soal program, melainkan juga soal penerimaan sosial. Tantangan utama ialah membuktikan komitmen pada pelestarian identitas lokal—melayu dan tionghoa—serta menunjukkan peta jalan kebijakan yang menempatkan warga sebagai subjek, bukan penonton di tanah sendiri. Di tengah pro-kontra, ujian terbesar Basit adalah membangun kepercayaan: merumuskan agenda yang konkret, terukur, dan berpihak pada masyarakat Pangkalpinang.