Gubernur Hidayat Arsani Bangun Jejaring dan Serap Strategi Nasional untuk Babel di Retreat Kepala Daerah

JATINANGOR — Pelaksanaan Retreat Kepala Daerah Gelombang Kedua yang digelar di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, sejak akhir pekan lalu, memasuki hari ketiga, dengan semangat kolaboratif yang terus menguat di antara para peserta, Selasa (24/6/2025).
Salah satu sosok yang mencuri perhatian karena komitmennya adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Hidayat Arsani.
Tidak hanya aktif mengikuti seluruh sesi materi sejak pagi hingga malam, Gubernur Hidayat Arsani juga intens membangun komunikasi dengan para kepala daerah lainnya. Tujuannya jelas memperkuat jejaring antar daerah serta menyelaraskan kebijakan nasional agar lebih aplikatif di daerah.
“Retreat ini sangat bermanfaat, bukan hanya untuk memperkaya wawasan, tapi juga untuk membuka ruang kolaborasi. Banyak praktik baik dari daerah lain yang bisa kita adopsi dan modifikasi sesuai kebutuhan masyarakat Babel,” ujar Gubernur Hidayat Arsani saat ditemui di sela kegiatan.
Retreat ini merupakan inisiatif strategis dari Presiden RI Prabowo Subianto, sebagai bagian dari program percepatan peningkatan kapasitas kepala daerah agar mampu menghadapi tantangan global dan nasional dengan kebijakan yang responsif, terukur, dan kolaboratif.
Selama dua hari sebelumnya, para kepala daerah termasuk Gubernur Hidayat Arsani telah menerima berbagai materi krusial, di antaranya:
Penguatan tata kelola pemerintahan dan kepemimpinan yang melayani,
Percepatan transformasi birokrasi daerah,
serta sinkronisasi program pusat-daerah untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045.
“Banyak arahan yang kami catat, terutama mengenai transformasi pelayanan publik dan manajemen pembangunan daerah. Ketika kami kembali ke daerah, itu langsung akan ditindaklanjuti bersama OPD,” ujar Gubernur Hidayat Arsani.
Pada hari ketiga, retreat menghadirkan sejumlah tokoh penting nasional sebagai pemateri strategis, di antaranya:
Rachmat Pambudy, Kepala Bappenas, menyampaikan roadmap pembangunan nasional dan pentingnya integrasi perencanaan di level daerah,
Dody Hanggodo, Menteri Pekerjaan Umum, menguraikan pentingnya konektivitas dan infrastruktur daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
Zulkifli Hasan, Menko Pangan, membahas isu ketahanan pangan dan sistem distribusi pangan yang adaptif,
Yandri Susanto, Menteri Desa, menekankan pentingnya revitalisasi peran desa sebagai penggerak ekonomi lokal,
dan Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), mengupas urgensi pemenuhan gizi masyarakat sebagai fondasi pembangunan SDM unggul.
Menurut Gubernur Hidayat Arsani, penyampaian materi yang komprehensif dan dialogis ini memperkaya perspektif para kepala daerah, sekaligus memperkuat pemahaman lintas sektor.
“Babel memiliki tantangan tersendiri—baik di kepulauan, infrastruktur, maupun pelayanan publik. Tapi dengan bekal dari retreat ini, saya optimistis bisa menyusun kebijakan yang lebih terarah dan terukur,” tambah Gubernur Hidayat Arsani.
Yang menarik, kegiatan ini tidak hanya bersifat akademik dan pembekalan teknis, namun juga sarat nilai kebersamaan. Interaksi informal antarkepala daerah seperti diskusi, pertukaran pengalaman, dan rencana kerja sama lintas provinsi mulai dirintis.
“Saya bertukar pikiran dengan kepala daerah dari Sulawesi dan Kalimantan soal pengelolaan pariwisata dan UMKM. Ini penting, karena kemajuan daerah tidak bisa berdiri sendiri,” tutur Gubernur Hidayat Arsani.
Retreat ini akan berlangsung hingga dua hari ke depan, dengan penutupan disertai penyerahan rencana aksi masing-masing daerah. Rencana aksi tersebut akan menjadi dasar pelaporan dan evaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri.
Gubernur Hidayat Arsani menegaskan bahwa sekembalinya ke Negeri Serumpun Sebalai, seluruh materi dan strategi yang didapat akan dikonsolidasikan bersama perangkat daerah untuk segera diimplementasikan.
“Ini bukan sekadar acara seremonial. Kita bawa pulang semangat perubahan, kita terapkan, kita ukur hasilnya,” pungkas Gubernur Hidayat Arsani.
Dengan pendekatan kolaboratif, semangat belajar tinggi, serta keberanian melakukan perubahan, Hidayat menunjukkan bahwa seorang kepala daerah bukan hanya administrator, tetapi juga pembelajar, inovator, sekaligus penggerak perubahan di tengah masyarakat. (Shin)