Retreat Kepala Daerah di IPDN, Gubernur Hidayat Arsani: Kepemimpinan Butuh Disiplin dan Tertib Administrasi

JATINANGOR — Disiplin, tertib administrasi, dan tanggung jawab bukan hanya jargon birokrasi. Nilai-nilai dasar ini kini ditegaskan sebagai fondasi utama bagi pemimpin daerah dalam menghadapi tantangan tata kelola pemerintahan modern.
Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, saat mengikuti Retreat Kepala Daerah Gelombang II di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Rabu (25/6/2025).
Retreat yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri ini bertujuan membentuk karakter kepemimpinan yang kuat, jujur, dan berorientasi pelayanan.
Para kepala daerah yang hadir, termasuk Gubernur Hidayat Arsani, tidak hanya mengikuti seminar dan pelatihan, tetapi juga langsung mengalami proses pembentukan disiplin melalui berbagai kegiatan terstruktur khas IPDN.
“Kepemimpinan yang baik tidak bisa dibangun tanpa kedisiplinan dan ketertiban administrasi. Retreat ini menyadarkan kita, bahwa hal paling mendasar seperti mengatur waktu, mematuhi aturan, hingga cara kita bersikap, adalah kunci pelayanan yang efektif dan bermartabat,” ujar Hidayat Arsani.
Salah satu momen yang mencuri perhatian dalam retret ini adalah prosesi makan siang, di mana Hidayat Arsani bersama Gubernur Bali, Wayan Koster, memimpin tata cara makan yang dilakukan secara serempak, tertib, dan dibatasi waktu hanya selama dua lagu diputar.
Sebelum makan, peserta berdiri tegak menunggu instruksi. Setelah lonceng dibunyikan, barulah peserta boleh duduk dan makan. Setelah dua lagu berakhir, lonceng kembali dibunyikan dan seluruh aktivitas makan dihentikan, tidak peduli apakah makanan telah habis atau belum. Prosesi ini bukan formalitas, melainkan bentuk nyata latihan manajemen waktu dan kedisiplinan.
“Saya sangat menghargai bagaimana IPDN mendidik pemimpin lewat hal-hal kecil yang ternyata punya dampak besar dalam membentuk karakter. Saya merasa lebih terlatih untuk mengatur waktu dan menjaga ketertiban, bahkan dalam rutinitas yang tampak sepele,” ungkap Hidayat Arsani.
Retreat Kepala Daerah ini berlangsung selama empat hari, mulai 23 hingga 26 Juni 2025. Diikuti oleh 86 kepala daerah dari seluruh Indonesia, agenda kegiatan mencakup:
Kuliah umum dari tokoh nasional seperti Mendagri Tito Karnavian dan Gubernur Lemhannas,
Simulasi penanganan konflik sosial dan bencana,
Workshop reformasi birokrasi dan pelayanan publik berbasis digital,
Pelatihan komunikasi publik dan pengambilan keputusan strategis,
Refleksi malam dan pembinaan mental integritas.
Selama retreat, seluruh kepala daerah wajib tinggal di asrama, mengikuti jadwal padat yang dimulai pukul 04.00 WIB hingga malam hari, tanpa fasilitas khusus. Mereka dilatih untuk merasakan kedisiplinan ala praja IPDN yang selama ini menjadi cikal bakal pemimpin birokrasi Indonesia.
Gubernur Hidayat Arsani menyatakan bahwa pengalaman selama retreat ini akan dibawa pulang ke Bangka Belitung sebagai bekal memperkuat birokrasi di tingkat provinsi. Ia berencana menerapkan sejumlah inisiatif baru yang mengedepankan:
Disiplin waktu dan tanggung jawab dalam pelayanan publik,
Penyederhanaan prosedur administrasi secara tertib dan terukur,
Penguatan etika kerja dan integritas di kalangan ASN.
“Saya percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari atas. Jika seorang pemimpin mampu menjadi teladan dalam disiplin dan etika, maka budaya kerja di bawahnya pun akan ikut terbentuk,” tegas Hidayat Arsani.
Ia juga mengapresiasi Kemendagri dan IPDN atas pendekatan pelatihan yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga praktik nyata yang menyentuh aspek psikologis dan moral kepemimpinan.
Di penghujung retreat, seluruh peserta akan menandatangani Deklarasi Jatinangor, sebuah komitmen bersama untuk membangun tata kelola pemerintahan daerah yang:
Disiplin dan berorientasi hasil,
Transparan dan akuntabel,
Siap menghadapi tantangan ekonomi dan sosial menuju Indonesia Emas 2045.
Deklarasi ini akan dibawa ke Rapat Koordinasi Nasional Pemerintahan Daerah bersama Presiden RI sebagai simbol keseriusan daerah dalam memperkuat pemerintahan yang bersih, responsif, dan profesional.
Retreat Kepala Daerah bukan sekadar pelatihan, tetapi ruang refleksi bagi para pemimpin untuk menakar ulang integritas dan tanggung jawab mereka. Gubernur Hidayat Arsani menjadi salah satu contoh kepala daerah yang menangkap esensi pelatihan ini secara mendalam.
“Bagi saya, kepemimpinan adalah tentang memberi contoh. Dan contoh itu harus dimulai dari disiplin dan tata kelola yang tertib,” tutupnya.
(Shin)





