Dispora Babel Dinilai Tak Peduli Prestasi Atlet Daerah, Abie Projo: Ini Soal Empati dan Tanggung Jawab Moral

PANGKALPINANG, 5 Oktober 2025 — Di tengah kebanggaan atas terpilihnya lima pesepak bola muda asal Bangka Belitung (Babel) yang memperkuat Timnas Pelajar Indonesia U-16 dalam ajang Borneo Cup di Malaysia, muncul kritik tajam terhadap Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Babel.
Kritikan dilancarkan Ketua DPC Projo Bangka Tengah, Abie Ridwansyah, yang menilai Dispora di bawah kepemimpinan Widya, S.IP., M.M. menunjukkan sikap tidak peka dan minim kepedulian terhadap prestasi atlet daerah.
“Dispora itu punya peran penting dalam membina dan memberdayakan pemuda serta mengembangkan prestasi olahraga. Minimal tunjukkan kepedulian, beri dukungan moril, atau sekadar menanyakan kebutuhan anak-anak yang membawa nama daerah. Ini soal empati dan tanggung jawab moral,” tegas Abie, Minggu (5/10/2025).
Abie menyebut ironis ketika lima anak Babel terpilih membela Indonesia di ajang internasional namun dinas yang seharusnya menjadi garda depan pembinaan olahraga justru diam dan tidak menunjukkan inisiatif apapun.
Menurutnya, jangankan memberi bantuan, sekadar mencari tahu kebutuhan mereka saja tidak dilakukan — sebuah cerminan lemahnya sensitivitas sosial dan kepemimpinan dalam memajukan olahraga daerah.
“Jangankan memberi bantuan, sekadar mencari tahu kebutuhan mereka saja tidak dilakukan. Ini memperlihatkan betapa lemahnya sensitivitas sosial dan kepemimpinan dalam memajukan olahraga Babel,” ujar Abie.
Kritik Abie tidak hanya berhenti pada sepak bola. Ia juga menyoroti kebijakan Kadispora Widya yang membatasi kegiatan latihan atlet menembak di GOR Sahabuddin Pangkalpinang, dengan alasan ruangan latihan tembak indoor akan digunakan sebagai kantor KONI Babel. Menurut Abie, keputusan tersebut tidak rasional dan mencerminkan buruknya perencanaan serta manajemen fasilitas olahraga.
“Alasan menjadikan ruang latihan tembak sebagai kantor KONI itu sama sekali tidak rasional. Di GOR Sahabuddin ada banyak ruangan lain yang bisa dimanfaatkan tanpa harus mengorbankan fasilitas latihan atlet. Lebih parah lagi, kebijakan itu dilakukan tanpa memberikan solusi atau tempat pemindahan latihan yang baru,” kata Abie.
Abie menekankan bahwa atlet menembak yang selama ini berlatih di lokasi tersebut adalah atlet pelajar berprestasi yang telah berlaga di tingkat nasional bahkan internasional. Namun, kata Abie, mereka justru harus membiayai sendiri seluruh kebutuhan latihan dan kompetisi.
Menurut Abie, wadah seperti Perbakin, terutama Perbakin Kota Pangkalpinang, menjadi pihak yang menanggung fasilitasi pembinaan secara terbatas. Bahkan, para atlet disebut harus menggunakan dana pribadi untuk keperluan latihan — termasuk peluru, sewa senjata, dan biaya perjalanan ketika berlaga di luar daerah.
“Bayangkan, mereka harus menanggung semua biaya sendiri — mulai dari peluru, sewa senjata, hingga tiket ke luar daerah saat berlaga. Padahal mereka membawa nama Babel. Ini bentuk perjuangan luar biasa yang justru tidak direspons Dispora,” ungkap Abie.
Menghadapi kondisi ini, Abie mendesak Gubernur Babel, Hidayat Arsani, untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan kebijakan Kadispora. Ia berharap kebijakan Dispora direvisi agar lebih berpihak kepada pembinaan atlet dan pengembangan prestasi.
“Saya berharap Pak Gubernur meninjau ulang peran Kadispora agar benar-benar berpihak kepada anak muda dan dunia olahraga. Jangan sampai kebijakan yang tidak logis justru mematikan semangat para atlet yang berjuang mengharumkan nama daerah dengan biaya sendiri,” tutup Abie.
Kasus ini menjadi pengingat tajam bahwa pembinaan olahraga daerah memerlukan kepekaan, dukungan nyata, dan kebijakan yang berpihak pada atlet — bukan sekadar penataan administratif.
Masyarakat dan para pendukung olahraga Babel berharap agar lima pemain muda yang kini memperkuat Timnas Pelajar Indonesia dan para atlet menembak binaan Perbakin terus mendapat ruang berlatih, dukungan, dan perhatian yang layak dari pemerintah daerah agar prestasi mereka dapat berkembang dan terus mengharumkan nama Bangka Belitung. (Red)