Sambal Lingkung “Dapuk Nyamen Apri” Binaan PT TIMAH Harumkan Bangka hingga ke Mancanegara

BANGKA — Di dapur sederhana miliknya di Desa Air Anyir, Kabupaten Bangka, aroma gurih ikan sangrai berpadu dengan harum rempah khas Bangka. Di atas wajan besar, Apri Yuliani tampak cekatan mengaduk olahan Sambal Lingkung, kuliner tradisional khas masyarakat Pulau Timah yang kini namanya harum hingga ke mancanegara.
Bagi warga Bangka, Sambal Lingkung bukan sekadar lauk atau sambal pendamping, melainkan warisan cita rasa dan identitas daerah yang diwariskan secara turun-temurun. Menyadari nilai tradisi itu, Apri berkomitmen menjaga keaslian cita rasa dan proses pembuatan agar tetap otentik.
Melalui brand “Dapuk Nyamen Apri”, Apri telah memproduksi Sambal Lingkung selama lebih dari 10 tahun. Ia menceritakan bahwa Sambal Lingkung memiliki keunikan tersendiri dibanding abon, baik dari segi bahan, warna, maupun cita rasa.
“Awalnya saya jualan kue, tapi karena tinggal di dekat pantai, saya coba buat Sambal Lingkung. Bahan bakunya mudah didapat, ikan banyak di sekitar sini. Sekarang saya pakai ikan tenggiri, gagok, mayong, bahkan ikan hiu karena rasanya lebih gurih dan rempahnya kuat,” ujar Apri, Kamis (10/10/2025).
Usaha rumahan yang awalnya berskala kecil itu kini berkembang pesat sejak Apri menjadi mitra binaan PT TIMAH Tbk. Melalui program kemitraan, PT TIMAH memberikan pelatihan, pendampingan, bantuan permodalan, hingga kesempatan mengikuti berbagai pameran UMKM, baik di Bangka Belitung maupun di luar daerah.

“Alhamdulillah setelah menjadi mitra binaan, produk saya makin dikenal. Saat pameran di Bandung, Sambal Lingkung saya habis di hari pertama. Saya juga sering ikut pameran di Pangkalpinang dan daerah lainnya,” ungkapnya.
Kini, Apri mampu memproduksi sekitar 5–6 kilogram Sambal Lingkung setiap minggu, dengan permintaan meningkat signifikan pada momen tertentu seperti Lebaran dan keberangkatan jemaah haji.
“Sambal Lingkung saya pernah dibawa ke Amerika, bahkan banyak jemaah haji yang pesan untuk dibawa ke Mekah sebagai bekal. Sambal Lingkung ini bisa tahan 5–6 bulan di suhu ruangan,” jelasnya bangga.
Selain fokus pada Sambal Lingkung, Apri juga mengembangkan berbagai produk olahan lokal lainnya seperti wajik, pempek, tekwan, siomay, enjan, empiang goreng, dan kue lapis sagu. Untuk lini produk kue, PT TIMAH turut memfasilitasi proses sertifikasi halal, sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen.
Bagi Apri, dukungan PT TIMAH Tbk tidak hanya membantu dari sisi permodalan, tetapi juga membuka peluang untuk naik kelas dan memperluas pasar.
“Terima kasih kepada PT TIMAH yang terus mendukung dan memotivasi kami para pelaku UMKM, mulai dari pelatihan, pameran, hingga sertifikat halal. Semoga PT TIMAH selalu bersama masyarakat dan UMKM Bangka Belitung,” tutupnya dengan penuh rasa syukur.
sumber : www.timah.com





