BangkaBangka BelitungBerandaBeritaPangkalpinang

Prof. Udin-Dessy Prioritaskan Honorer, Guru dan Tenaga Kesehatan Jika Terpilih Wali Kota Pangkalpinang

PANGKALPINANG – Debat publik kedua Pilkada Kota Pangkalpinang 2025 yang digelar di Aston Emidary Bangka Hotel, menjadi ajang adu gagasan yang sarat tensi politik, Selasa malam (29/8/2025).

Di tengah sorot lampu panggung dan tatapan serius para penonton, pasangan calon nomor urut 3, Prof. Saparudin Masyarif atau Prof. Udin bersama calon wakilnya Dessy Ayutrisna, tampil dengan visi yang menekankan pada kesejahteraan honorer, guru dan tenaga kesehatan.

Isu ini menjadi sorotan karena data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan kenyataan pahit: sebagian honorer, guru dan tenaga kesehatan di Pangkalpinang masih menerima gaji di bawah kebutuhan hidup layak.

Kondisi tersebut menimbulkan keprihatinan, mengingat mereka merupakan pilar utama dalam mencerdaskan generasi bangsa dan menjaga kesehatan masyarakat.

Menjawab pertanyaan seputar hal tersebut, Prof. Udin menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan nasib tenaga honorer,vpendidik dan tenaga kesehatan.

“Untuk sekitar 200 guru honor, honorer kita akan perjuangkan agar diangkat menjadi tenaga P3K. Sedangkan bagi guru yang belum tersentuh sertifikasi, termasuk guru agama, kita siapkan bantuan Rp5 juta per orang untuk mempercepat prosesnya,” ungkap Prof. Udin dengan tegas.

Ucapan itu disambut tatapan penuh harapan dari sejumlah guru yang hadir, bahkan ada yang tampak menuliskan janji tersebut sebagai catatan penting.

Tak hanya guru, perhatian juga diarahkan kepada tenaga kesehatan. Prof. Udin menegaskan, mereka adalah garda terdepan pelayanan masyarakat yang wajib mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.

Baca juga  Pemprov Babel Dorong Rekomendasi Pansus Timah Jadi Solusi Nyata Atasi Konflik dan Tata Kelola

Program beasiswa pendidikan, peningkatan kompetensi, hingga insentif tambahan akan disiapkan untuk tenaga medis jika dirinya bersama Dessy dipercaya memimpin Pangkalpinang.

Lebih lanjut, Prof. Udin juga mengkritik tajam pengelolaan keuangan daerah lima tahun terakhir. Menurutnya, seorang wali kota seharusnya mampu menunjukkan kepemimpinan dengan menaikkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Kalau tidak bisa menaikkan APBD, sama saja seperti kepala keluarga yang tak mampu menambah penghasilan. Maka, lebih baik mundur saja,” tegasnya, memancing riuh tepuk tangan sekaligus bisik-bisik di antara audiens.

Bagi pasangan Prof. Udin-Dessy, guru dan tenaga kesehatan bukan sekadar profesi, tetapi fondasi utama pembangunan kota.

Melalui peningkatan kesejahteraan, mereka meyakini kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan di Pangkalpinang akan semakin baik, yang pada akhirnya berkontribusi pada kemajuan daerah.

Debat malam itu tidak hanya menjadi ajang adu argumen antar kandidat, melainkan juga ruang bagi masyarakat untuk menimbang janji dan arah kebijakan calon pemimpinnya.

Dari gagasan yang diusung Prof. Udin-Dessy, tampak jelas bahwa kesejahteraan honorer, para pahlawan tanpa tanda jasa dan tenaga medis menjadi prioritas utama jika kelak mereka terpilih memimpin Pangkalpinang. (Yg)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!