Bangka BelitungBangka SelatanBerandaBeritaPT Timah

Ikan Super Serbu Terumbu Buatan PT Timah Tbk di Perairan Tanjung Kubu, Hasil Monitoring Tunjukkan Keberhasilan

BANGKA SELATAN — Upaya PT Timah Tbk dalam melakukan reklamasi laut melalui penenggelaman terumbu buatan di perairan Bangka Belitung kembali menunjukkan hasil nyata, Senin (30/6/2025).

Teranyar, hasil monitoring di perairan Tanjung Kubu, Kabupaten Bangka Selatan, membuktikan bahwa terumbu buatan yang ditenggelamkan telah ditumbuhi karang alami dan menjadi rumah baru bagi berbagai jenis ikan laut bernilai ekonomis tinggi.

Program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, yang dilaksanakan secara kolaboratif bersama nelayan, komunitas lingkungan, Pemerintah Daerah, dan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Provinsi Bangka Belitung. Tak hanya menanam, PT Timah Tbk juga melakukan monitoring rutin terhadap perkembangan ekosistem di sekitar rumpon atau fish shelter.

Pekan lalu, tim PT Timah Tbk bersama POSSI Babel dan para nelayan melakukan penyelaman dan monitoring di titik terumbu buatan perairan Tanjung Kubu. Hasilnya, berbagai jenis ikan “super” seperti kakap merah, seminyak, lempis, jarang gigi, hingga cumi-cumi terlihat aktif menghuni dan bergerombol di sekitar struktur terumbu buatan tersebut.

“Saat penyelaman, terumbu buatan sudah dipenuhi karang alami. Ikan-ikan karang seperti kakap merah dan seminyak sangat mudah dijumpai. Ini bukti bahwa terumbu buatan berhasil menjadi habitat baru,” jelas Fahmi Fauzi, Ketua POSSI Babel, Selasa (24/6/2025) lalu.

Menurut Fahmi, beragam jenis ikan lainnya juga ditemukan seperti ikan jebung, ikan tamban, ikan tande, ikan gerut, buntut kuning, kerong-kerong, bahkan sotong (cumi besar), menandakan keseimbangan ekosistem yang mulai terbentuk.

Sementara itu, Rispandi, salah satu nelayan Tanjung Kubu yang terlibat dalam kegiatan monitoring, membenarkan bahwa keberadaan fish shelter ini sangat membantu nelayan. Kini mereka tidak perlu lagi melaut jauh ke tengah laut.

Baca juga  Sat Resnarkoba Polres Basel Tangkap “Badut”, Pengedar Sabu di Dusun Tambang Sembilan

“Dulu hasil tangkapan hanya 10 kilogram seharian. Sekarang bisa sampai 50 kilogram sehari. Ikan-ikannya juga super—seminyak, kakap merah, cumi. Melaut pun lebih dekat dari bibir pantai,” ujarnya.

Menurut Rispandi, fish shelter ini sangat efisien. Selain menghemat bahan bakar dan waktu, hasil tangkapan juga meningkat secara kualitas dan kuantitas.

Keberhasilan terumbu buatan ini tidak hanya berdampak pada ekosistem laut dan penghidupan nelayan, tetapi juga membuka peluang besar untuk pengembangan wisata selam berbasis konservasi laut di Bangka Belitung.

Fahmi Fauzi menyebutkan, POSSI Babel siap mendukung pengembangan wisata bawah laut dari situs-situs terumbu buatan PT Timah. Menurutnya, inisiatif ini bisa dikembangkan sebagai wisata edukatif dan konservatif yang mendukung citra Bangka Belitung sebagai provinsi maritim yang ramah lingkungan.

“Kami berharap PT Timah bisa terus melibatkan POSSI dalam kegiatan penyelaman dan monitoring ke depan. Artificial reef ini bukan hanya warisan ekologi, tapi juga bisa jadi daya tarik wisata bahari di Babel,” katanya.

Dengan keberhasilan ini, PT Timah Tbk kembali menunjukkan bahwa praktik reklamasi laut melalui terumbu buatan dapat memberikan manfaat multi-dimensi—baik bagi lingkungan, ekonomi masyarakat pesisir, hingga potensi pariwisata. Upaya ini patut menjadi contoh sinergi antara industri dan masyarakat dalam menjaga sekaligus memanfaatkan laut secara berkelanjutan. (Eboy)

sumber: www timah.com

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!