Ade Hermawan Beberkan Langkah Taktis Atasi Pengangguran Tinggi di Bangka Selatan

BANGKA SELATAN – Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Bangka Selatan mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024.
Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka TPT kini mencapai 6,2 persen atau sekitar 5.418 orang, naik dari 5.103 orang pada tahun sebelumnya, Rabu (23/4/2025).
Pelaksana tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Kabupaten Bangka Selatan, H. Ade Hermawan, mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi yang belum stabil menjadi salah satu faktor utama yang memicu kenaikan angka pengangguran di wilayah tersebut.
“Perekonomian saat ini sedang tidak baik-baik saja, ini terjadi hampir di seluruh Indonesia, termasuk Bangka Selatan,” ujar Ade Selasa (22/4/2025).
Ade menjelaskan bahwa penutupan sejumlah usaha lokal seperti tambak udang, rumah makan, toko-toko kecil, hingga berhentinya operasional pabrik timah Aon, telah memukul keras sendi-sendi ekonomi lokal.
Untuk merespons situasi ini, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan di bawah koordinasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi langsung menyusun berbagai strategi. Fokus utama diarahkan pada peningkatan kapasitas dan kesiapan tenaga kerja.
“Langkah awal kami adalah memberikan pelatihan kepada pencari kerja, baik yang berbasis kompetensi maupun pelatihan kewirausahaan,” jelas Ade.
Pelatihan ini menyasar dua kelompok utama: pencari kerja baru dan masyarakat terdampak PHK. Selain itu, pemerintah juga memberikan pelatihan produktivitas kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya dalam bidang digital marketing, guna mendorong promosi sektor pariwisata.
“Kami juga aktif melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada calon pekerja migran Indonesia (PMI), agar mereka memiliki bekal dan pemahaman hukum sebelum berangkat,” tambahnya.
Ade juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dengan sektor swasta. Menurutnya, informasi pasar kerja disebarkan melalui berbagai kanal, termasuk media sosial dan kegiatan ketenagakerjaan, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
“Kami juga tengah mendorong iklim investasi yang ramah di Bangka Selatan. Kami permudah prosesnya, tetapi juga kami tekankan agar perusahaan yang masuk bisa menyerap tenaga kerja lokal,” ujarnya.
Langkah ini, kata Ade, bukan hanya untuk menurunkan angka pengangguran, tetapi juga memastikan bahwa tenaga kerja yang tercipta benar-benar berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Kepala BPS Bangka Selatan, Agung Rachmadi, membenarkan bahwa lonjakan angka pengangguran ini terjadi meski dalam beberapa tahun terakhir sempat menunjukkan tren penurunan.
“Jumlah angkatan kerja pada 2024 tercatat 109.747 orang, dengan penduduk bekerja sebanyak 104.329 orang. Namun angka pengangguran meningkat menjadi 5.418 orang atau 6,2 persen,” jelas Agung pada Senin (21/4/2025).
Agung juga mencatat bahwa kenaikan angka pengangguran ini turut beriringan dengan meningkatnya angka kemiskinan, menandakan tekanan ekonomi yang cukup serius di Bangka Selatan.
Di tengah tantangan yang ada, H. Ade Hermawan menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pelatihan yang relevan dan terintegrasi dengan kebutuhan industri, agar generasi kerja Bangka Selatan tak hanya mampu bersaing, tetapi juga berdaya secara ekonomi.
“Kita ingin tidak hanya menekan angka pengangguran, tapi juga menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan sesuai kebutuhan pasar,” tutupnya optimis. (Eboy)