Toko Dayat Cabe Pangkalpinang Suplai 25 Ton Cabai per Bulan Lewat Misi Dagang Nasional

BELITUNG – Komitmen nyata dalam menjaga stabilitas harga pangan kembali ditunjukkan oleh pelaku usaha lokal asal Pangkalpinang, Toko Dayat Cabe.
Lewat partisipasinya dalam Misi Dagang Kerjasama Antar Daerah (KAD) yang difasilitasi oleh Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, toko ini siap menyuplai Cabai Rawit Merah dan Cabai Merah Keriting 25 ton per bulan untuk periode Juni hingga Desember 2025.
Kegiatan misi dagang yang digelar pada Selasa, 27 Mei 2025 di Hotel Faerfield, Belitung, menjadi momentum penting untuk memperkuat ketahanan pangan dan pengendalian inflasi, khususnya pada komoditas hortikultura strategis seperti cabai.
Dalam kegiatan ini, berbagai pihak turut hadir, di antaranya perwakilan dari Kabupaten Banyuwangi (Jawa Timur), Kabupaten Brebes (Jawa Tengah), Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Babel, serta Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Babel.
Mewakili UD Restu Bumi, Toko Dayat Cabe yang dipimpin oleh Hidayat yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Pasar Pagi Pangkalpinang, menjadi salah satu pelaku usaha yang ikut menandatangani kesepakatan dalam forum misi dagang tersebut.
Hidayat mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini dapat berdampak langsung pada stabilisasi harga cabai dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Kami berharap dari kegiatan ini bisa mendorong ekonomi masyarakat dalam menghadapi inflasi bahan pangan,” ujar Hidayat.
Dengan volume distribusi sebesar 25 ton cabai rawit merah dan cabai merah keriting setiap bulan, Toko Dayat Cabe menunjukkan kesiapan sebagai mitra distribusi yang andal, sekaligus berperan penting dalam menjembatani hasil panen petani dari daerah penghasil ke konsumen di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Salah satu poin penting dari kesepakatan ini adalah penentuan harga yang telah disepakati bersama. Hal ini bertujuan untuk memberikan kepastian bagi petani agar hasil panennya dapat terserap pasar dengan harga yang layak, sekaligus menjamin konsumen tetap memperoleh harga yang stabil.
Distribusi cabai akan dilakukan dengan dukungan berbagai instansi serta jaringan agen dan pemasok dari beberapa provinsi. Pendekatan ini diharapkan dapat mengatasi hambatan pasokan yang kerap terjadi akibat gangguan cuaca, biaya logistik, hingga spekulasi pasar.
Tak sekadar transaksi dagang, kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, sejalan dengan program pemerintah pusat. Penandatanganan MoU antara pelaku usaha lintas daerah menciptakan jejaring dagang yang lebih kokoh, efisien, dan berkelanjutan.
Menurut Hidayat, misi dagang seperti ini merupakan platform efektif untuk membangun kemitraan strategis lintas daerah.
“Kegiatan misi dagang ini diharapkan menjadi platform yang efektif bagi para pelaku usaha dari berbagai daerah untuk menjalin kemitraan, sehingga tercipta ekosistem perdagangan yang lebih kuat dan berkelanjutan,” tutupnya.
Dengan berperan aktif dalam misi dagang antar daerah, Toko Dayat Cabe membuktikan bahwa pelaku usaha lokal juga mampu menjadi garda depan dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Melalui suplai cabai yang konsisten dan harga yang terjangkau, Toko Dayat Cabe tidak hanya membantu mengendalikan inflasi, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Indonesia secara keseluruhan. (Wit)